Minggu, 02 Maret 2014

All About Pencak Silat SATRIA MUDA INDONESIA


SEJARAH SATRIA MUDA INDONESIA (SMI)
              
                23 Tahun yang lalu telah lahir suatu gagasan dan ide cemerlang dari para Pendekar Negeri, Pemikir masa depan bangsa dimana era kini semua bisa dirasakan hasil dari Kegigihan para Tokoh Pendekar ini. Pada saat itu telah Lahir suatu wadah para Pendekar Pencak Silat yang ber Nama Perguruan Pencak Silat Satria Muda. Dibangun dari Pilar – pilar yang kokoh, akar – akar budaya yang menghunjam dalam bumi pertiwi nusantara.
Perguruan ini terlahir dari berbagai Aliran pencak silat yang belum terjamah oleh Induk Organisasi sehingga keberadaannya tidak teraspirasi.
Perguruan Pencak Silat Satria Muda Indonesia merupakan pengembangan dari Perguruan ‘Baringin Sakti ” yang didirikan pada tahun 1955 oleh 3 orang Pemuda Minagkabau yakni: H.Abu Zahar, H.Oemar Mahtub dan G.M.S Lebe.
Perguruan ini berkembang pesat sehingga dengan Gagasan dari Bapak Pembina Utama kita nama Perguruan Baringin sakti di rubah namanya Menjadi Satria Muda dan kemudian dilengkapi menjadi Satria Muda Indonesia.
Perguruan Pencak Silat Satria Muda Indonesia diresmikan berdirinya pada tanggal 19 Juli 1987 di Lembah Pinus Ciloto, Bogor Jawa Barat. Para tokoh Perintis adalah Generasi muda Murid – murid Alm.H.Abu Zahar yakni; Bpk.H.Prabowo Subianto, Bpk.Alm.H.Ismet Yuzairi, Bpk,H.RAN Tanoedjiwa, Bpk.Drs.Edward Lebe, Bpk.Alm.H.Indra Chatib, Bpk.Yan Yulidar, Bpk.Ir.Lukman RG, Bpk.Ir.Erizal Cal Chaniago, dan Bpk.H.Robinsyah Gaffar.
Dalam masa perkembangannya, PPS SMI mengalami dinamika pasang surut, peristiwa besar menderanya sebagai ujian yang harus dilalui. Masih banyak yang tegar menghadapi deraan itu, banyak pula yang tersapu arus sehingga terpisah ruah. Kini geliat kehidupan Perguruan ini mulai tumbuh kembali berkat Tangan – tangan Pendekar yang Kokoh Pendirian dan tanpa Pamrih, pegang teguh komitmen dan janji Perguruan yang di anutnya,sehingga nama Satria Muda Indonesia menerawang Bumi Nusantara.



Lambang Dan Arti


Arti Lambang  :
1.     Gambaran Kaki ke arah delapan penjuru mata angin merupakan lambang bahwa PPS-SMI dapat dikembangkan ke berbagai wilayah NKRI dan ke seluruah Dunia.
        Empat tendangan diwarnai Merah menunjukkan sifat “Lurus Benar Sehat Kuat(Pembinaan Fisik) mengandung pengertian bahwa Pesilat PPS-SMI harus mempunyai cara bersilat yang Tepat menuju sasaran (mematikan), Benar gerakannya, dan dilandasi kondisi yang Sehat serta Kuat lahir dan Bathin.
        Sedangkan Empat tendangan diwarnai Putih menunjukkan sifat “Lurus Benar Sabar Lillah” (Pembinaan Mental) mengandung pengertian bahwa Pesilat PPS-SMI senantiasa harus berjalan dijalan yang Lurus, setia untuk membela Kebenaran, bersifat Sabar dan Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2.     Dua jenis keris pusaka nenek moyang mengandung arti bahwa ilmu bela diri yang diajarkan di PPS-SMI ini berasal dari nenk moyang Indonesia dan berlatar belakang kebudayaan Nasional.
3.     Padi melambangkan kecenderungan Pesilat PPS-SMI senantiasa “Berilmu Padi makin berisi makin merunduk”
        Helai daun padi mengandung falsafah seni Silat : Daun Padi itu tipis dan gemulai tetapi tajam bagaikan pisau “Bagi seorang Pesilat taktik menghindar cukup dalam jarak setipis daun padi tersebut”.
4.     Bendera Merah Putih melambangkan bahwa PPS-SMI adalah milik Republik Indonesia, yang berazaskan Pancasila.
5.     Buhul ikatan padi yang berjumlah 5 (lima) buah dan mengikat erat daun untaian padi sebagai lambang ikatan batin satu keluarga Indonesia.
6.     Tulisan “Satria Muda Indonesia” mengandung pengertian untuk membentuk manusia yang berjiwa Satria dan senantiasa Muda dalam semangat perjuangan cita-cita luhur.



Tingkatan Sabuk

Tanda Tingkatan Anggota
Tanda Tingkatan Anggota ditandai dengan warna sabuk yang terdiri dari:
Tingkatan :                                                       Warna Sabuk :
Pratama Taruna                                                Putih Polos
Pratama Madya                                                 Putih Merah strip I
Pratama Utama                                                 Putih Merah strip II

Satria Taruna                                                    Merah Polos
Satria Madya                                                     Merah Hitam strip I
Satria Utama                                                     Merah Hitam strip II

Pendekar Muda
Pendekar Muda Taruna                                     Hitam Polos
Pendekar Muda Madya                                      Hitam Kuning strip I
Pendekar Muda Utama                                      Hitam Kuning strip II

Pendekar
Dewan Guru                                                     Kuning Polos
Anggota Kehormatan                                       Kuning Polos dgn lambang PPS-SMI
                                                                         di ujung sabuk



Arti Tingkatan

Arti Tanda Tingkatan
        Penerapan sistem tingkatan ini dapat dilihat pada petunjuk pelaksanaan metode latihan.
a.     Pratama Taruna ; warna sabuk Putih Polos seorang anggota Satria Muda Indonesia yang baru masuk harus dengan jiwa yang tulus ikhlas san hati yang suci bersih.
b.     Pratama Madya dan Pratama Utama ; warna dasar sabuk putih dengan garis merah diatasnya, penambahan satu garis merah menunjukkan peningkatan keberanian anggota dengan semakin bertambah masa latihan.
c.      Satria Taruna ; warna sabuk merah polos, yang menunjukkan sifat utama seorang satria yaitu memiliki keberanian dan kesetiaan.
d.     Satria Madya dan Satria Utama ; warna dasar sabuk merah dengan garis hitam diatasnya, penambahan satu garis hitam menunjukkan peningkatan keyakinan anggota tentang ilmu yang dipelajarinya.
e.     Pendekar Muda Taruna ; warna sabuk hitam polos menunjukkan seorang anggota yang berwatak satria, yakin akan kemampuan dan keterbatasannya dan setia.
f.     Pendekar Muda Madya dan Pendekar Muda Utama ; warna dasar sabuk hitam dengan garis kuning diatasnya, menunjukkan seorang anggota yang berwatak satria, yakin, setia dan bijaksana
       - Berani berkata tegas (mengeraskan kata)
       - Berani berbuat sesuai dengan diucapkan



Janji Satria Muda

Janji Satria Muda Indonesia :
1.     Akan mengikuti latihan dengan penuh disiplin
2.     Tidak akan bekhianat terhadap Perguruan
3.     Tidak akan mencelakakan Guru dan Saudara Seperguruan
4.     lmu yang didapat, hanya akan dipergunakan untuk membela     Kebenaran dan Keadilan
5.     Ilmu yang didapat, hanya akan diajarkan kembali kepada yang berhak



VISI dan MISI

VISI
TERWUJUDNYA PERGURUAN PENCAK SILAT YANG SUCCES DALAM MELESTARIKAN PENCAK SILAT DI ZAMAN ERA GLOBALISASI DAN MENJADI PPERGURUAN PENCAK SILAT YANG UNGGUL
MISI
1. Melestarikan warisan seni beladiri pencak silat the king fighters dan budaya bangsa yang bernilai luhur
2. Mengembangkan, melestarikan dan memasyarakatkan pencak silat, khususnya pencak silat MIXED MARTIAL ART
3. Menanamkan rasa cita tanah air dan menghargai terhadap budaya bangsa sendiri pada generasi muda dalam memperkokoh rasa bangga sehingga menjadi benteng yang kokoh terhadap masuknya budaya asing
4. Menjadikan pencak silat sebagai kebanggaan nasional serta semakin dikenal dan bisa go internasional


Moto Satria Muda Indonesia

Motto Satria Muda Indonesia :
“Musuh tidak dicari, Bertemu dihindari”
“Sekali dimulai, Titik mati baru berhenti”
Bela Diri untuk Bela Bangsa



Nilai Positif

Nilai positif pencak silat

Beberapa nilai positif yang diperoleh dalam olahraga beladiri pencak silat adalah:[2]
  1. Kesehatan dan kebugaran;
  2. Membangkitkan rasa percaya diri;
  3. Melatih ketahanan mental;
  4. Mengembangkan kewaspadaan diri yang tinggi;
  5. Membina sportifitas dan jiwa ksatria;
  6. Disiplin dan keuletan yang lebih tinggi.




Tata Tertib

Tata tertib pencak silat

Sejalan dengan norma dan nilai budaya khususnya di Indonesia, terdapat beberapa peraturan yang harus diperhatikan dan dilakukan dengan seksama ketika berlatih pencak silat, di antaranya sebagai berikut.[6]
  • Upacara pembukaan latihan yang terdiri atas:
    • Menyiapkan barisan;
    • Berdoa dipimpin oleh pelatih;
    • Pembacaan “prasetya pesilat Indonesia”
    • Penghormatan kepada pelatih, dipimpin oleh pemimpin barisan.
  • Pemanasan
  • Latihan inti
  • Pendinginan
  • Upacara penutupan latihan diakhiri dengan penghormatan dan berjabat tangan.



TENTANG

Pencak silat atau silat adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari Indonesia. Seni bela diri ini secara luas dikenal di Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura, Filipina selatan, dan Thailand selatan sesuai dengan penyebaran suku bangsa Melayu Nusantara. Berkat peranan para pelatih asal Indonesia, kini Vietnam juga telah memiliki pesilat-pesilat yang tangguh. Induk organisasi pencak silat di Indonesia adalah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Organisasi yang mewadahi federasi-federasi pencak silat di berbagai negara adalah Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa (Persilat), yang dibentuk oleh Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam.

Pencak silat adalah olahraga bela diri yang memerlukan banyak konsentrasi.[1]Ada pengaruh budaya Cina, agama Hindu, Budha, dan Islam dalam pencak silat.[1] Biasanya setiap daerah di Indonesia mempunyai aliran pencak silat yang khas. Misalnya, daerah Jawa Barat terkenal dengan aliran Cimande dan Cikalong, di Jawa Tengah ada aliran Merpati Putih dan di Jawa Timur ada aliran Perisai Diri.[1] Setiap empat tahun di Indonesia ada pertandingan pencak silat tingkat nasional dalam Pekan Olahraga Nasional. Pencak silat juga dipertandingkan dalam SEA Games sejak tahun 1987. Di luar Indonesia juga ada banyak penggemar pencak silat seperti di Australia, Belanda, Jerman, dan Amerika.[1]





Pembagian Kelas

Pembagian kelas :
Menurut umurnya, peserta dibagi 3 golongan :
- Golongan remaja berumur di atas 14 s/d 17 tahun
- Golongan teruna berumur di atas 17 s/d 21 tahun
- Golongan dewasa berumur di atas 21 s/d 35 tahun
Menurut berat badan, pesilat dibagi dalam kelas-kelas :
Golongan Remaja :
Kelas A, 33 – 39 kg
Kelas B, di atas 36 – 39 kg
Kelas C, di atas 39 – 42 kg
Kelas D, di atas 42 – 45 kg
Kelas E, di atas 45 – 48 kg
Kelas F, di atas 48 – 51 kg
Kelas G, di atas 51 – 54 kg
Kelas H, di atas 54 – 57 kg
Kelas I, di atas 57 – 60 kg
Golongan Teruna :
Kelas A, 40 – 45 kg
Kelas B, di atas 45 – 50 kg
Kelas C, di atas 50 – 55 kg
Kelas D, di atas 55 – 60 kg
Kelas E, di atas 60 – 65 kg
Kelas F, di atas 65 – 70 kg
Kelas G, di atas 70 – 75 kg
Kelas H, di atas 75 – 80 kg
Dengan seterusnya selisih 5 kg
Kelas bebas, berat di atas 65 kg.



Tendangan Belakang

3. Tendangan belakang / “B”
Tendangan belakang merupakan tendangan ke arah belakang atau dengan membelakangi musuh, tendangan ini jarang digunakan karena pelaksanaanya cukup sulit yaitu membelakangi lawan atau dengan tak melihat lawan sehingga perkenaanya tak isa maksimal.

 Pukulan

1. Pukulan depan atau “jep”
Cara mengepal yang benar, lipatlah buku-buku jari tangan anda kemudian kancinglah dengan ibu jari anda. Pergelangan tangan harus lurus, tidak boleh bengkok.
2. Pukulan swing.
yakni pukulan yang lintasannya dari bawah ke atas dengan kepalan terbalik atau menghadap ke atas, sasaran adalah ulu hati atau tubuh bagian depan. Pukulan ini cocok untuk pertarungan jarak dekat.

Sapuan

5. Sapuan rebah depan.
Sapuan Rebah Depan, yakni serangan menyapu kaki dengan sasaran betis bawah. Tujuanya adalah menjatuhkan lawan dengan memperkecil bidang tumpu lawan.
6. Sapuan rebah belakang.
7. Sapuan tegak.
Sapuan Tegak, yakni serangan menyapu kaki dengan kenaannya telapak kaki ke arah bawah
mata kaki, lintasannya dari luar ke dalam bertujuan menjatuhkan lawan.

Jatuhan

1. Jatuhan langsung yaitu menghilangkan tumpuan badan lawan dengan cara: sapuan rebah, sapuan berdiri, sirkel bawah dan guntingan.
Penggunaan prinsip keseimbangan dalam olahraga pencak silat khususnya pada teknik jatuhan sangat penting, karena jatuhan langsung dilakukan dengan cara menghilangkan tumpuan lawan sesuai dengan prinsip keseimbangan yang berbunyi keseimbangan tergantung besar kecilnya bidang tumpu artinya makin kecil bidang tumpu derajat keseimbangannya akan semakin labil.
2. Jatuhan tak langsung yaitu jatuhan dari proses tangkapan yang dilanjutkan dengan ungkitan, kaitan, dorongan, tarikan, dan sapuan atas.
Tangkapan merupakan suatu usaha pembelaan dengan cara menangkap lengan atau tungkai lawan untuk melakukan serangan jatuhan. Prinsip tangkapan juga menggunakan ilmu biomekanika tendangan atau pukulan yang bergerak sangat cepat harus ditangkap tanpa melukai atau menciderai tangan ini sama saja dengan gerakan meredam impact. Gerakan menangkap ini adalah seperti gerakan yang memanipulasi objek (kaki, tangan), gaya yang berupa impact ini besarnya ada yang sedang-sedang saja, ada yang cukup besar, bahkan ada yang sangat besar untuk ditahan. Oleh karena itu untuk impact yang besar perlu gaya tersebut dikurangi dengan jalan meredam, menghisap atau memecahkannya dengan cara telapak tangan lemas saat akan menangkap untuk mengurangi benturan serta mengikuti arah gerak kaki sehingga pada proses bantingan akan lebih ringan karena memanfaatkan tenaga lawan. Selain itu proses bantingan dalam pencak silat sebagian besar menggunakan prinsip keseimbangan yaitu:
1. Keseimbangan tergantung besar kecilnya bidang tumpu artinya makin kecil bidang tumpu derajat keseimbanganya makin rendah atau stabil. Dalam pencak silat prinsip keseimbangan ini diterapkan pada proses jatuhan dengan tangkapan, bidang tumpu lawan diperkecil dengan menangkap kaki lawan.

Tendangan Samping

4. Tendangan samping / “T”
Tendangan T adalah sebutan lain untuk macam tendangan dengan nama gerakan tendangan ke arah Samping. Dalam bahasa Karate tendangan ini disebut sebagai Yoko-geri. Terdapat berbagai macam variasi tendangan samping ini. Semua varian diatas, khususnya untuk permainan atas, awalan boleh berbeda tetapi bentuk akhirnya sama yaitu seperti huruf T.
Pada dasarnya tendangan samping memakai tumit sebagai alat serang atau menggunakan sisi luar telapak kaki atau ada yang menyebut sebagai pisau kaki. Tendangan Samping mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan.
Beberapa kelebihan antara lain :
1. Jangkauan lebih panjang
2. Jarak kepala dengan lawan lebih jauh, maka lebih aman
3. Eksplorasi tenaga bisa maksimum
Untuk kelemahannya antara lain :
1. Sulit digunakan untuk pertarungan jarak pendek.
2. Lebih mudah dijatuhkan baik dengan permainan bawah maupun dengan tangkapan. Semakin rebah sikap badan semakin mudah dijatuhkan dengan tangkapan.
3. Kurang menghadap lawan sehingga bisa kehilangan pandangan.

Tendangan Lurus

1. Tendanagan lurus / tendangan “A” / tendangan depan.
Pelaksanaan tendangan ini adalah dengan cara mengangkat lutut terlebih dahulu ke arah depan kemudian meluruskan bagian tungkai kaki. Tendangan jenis ini sangat cocok digunakan untuk pertarungan jarak jauh, dan bagi pesilat yang memiliki tungkai yang panjang sangat evektif digunakan karena jangkauannya pasti lebih panjang pula. Kelemahan dari tendangan ini adalah jika gerak balikan tidak cepat maka sangat mudah tendangan tersebut untuk ditangkap.

Tendangan Sabit

2. Tendangan sabit / busur.
Seperti namanya tendangan busur adalah tendangan berbentuk busur dengan menggunakan punggung kaki. Pelaksanaan tendangan ini adalah sama dengan prinsip tendangan depan namun lintasanya berbentuk busur dengan tumpuan satu kaki dan perkenaan pada punggung kaki.
Analisis:
Dalam ilmu biomekanika tendangan ini berhubungan dengan Kecepatan Linier dan Kecepatan Rotasi. Perhatikan gambar dibawah ini. Kertas yang digambar yang satu jari-jarinya ada kotak putih (1) dan kotak hitam (2).Kalau kertas tersebut diputar pada titik tengahnya (porosnya), kedua kotak itu berputar.Kalau kotak putih berputar 2 kali, maka kotak hitam pun berputar 2 kali. Ini berarti kecepatan rotasi (ω) nya sama besar. Apakah kecepatan linier (V) nya juga sama besar? Jari-jari dari kotak (2) lebih besar dari (1), ini berarti pada waktu yang sama atau putaran yang sama, jarak yang ditempuh (2) lebih besar daripada (1). Jadi kecepatan rotasi yang sama, kecepatan liniernya tidak sama. V dari (2) lebih besar (1).
Jadi hubungan antara V dan ω adalah : V = ω x r atau .
Sehingga dapat disimpulkan bahwa : ω = V/r
Pada suatu gerak rotasi, titik materi yang mengikuti gerak tersebut, kecepatan liniernya berbanding lurus dengan jari-jarinya,
- Kalau r makin besar, V nya makin besar juga, dan
- Kalau r makin kecil, V nya makin kecil juga.
Seperti halnya pada gerakan menendang sabit atau busur pada pencak silat, kalau perkenaan tendangan lebih mendekati ujung jari, maka kekuatan tendangan lebih besar dari pada kalau perkenaan lebih dekat ke pangkal paha.



Pola Gerakan

Pola langkah
1. pola lurus
dimulai dari salah satu kuda-kuda (kuda-kuda tengah dimulai dengan kaki kiri melangkahcara melangkah geseran denagn pola langkah lurus.mulai bergerak kaki kiri lurus berhenti dititik 1, kaki kanan melewati titik 1, berhenti dititik 2,  geser kaki mkiri melewati titik 2, dan seterusnya.

2. pola ziq zaq
salah satu kuda-kuda diambil contohnya kuda-kuda tengah. pertama kaki kiri melangkah kedepan dengan bergeser kaki kiri yang didepannya itu agak kekirinya juga. dan kemudian kaki belakang ditarik denagn arah ziq zaq ke kaki kiri denagn kaki kanan yang dibekalang menginjit dan kaki kanan itu dilangkah kan kekanan dengan bergeser, dan seterusnya diulangi.

3. pola segitiga
diambil dari kuda-kuda tengah, contoh :
a. posisi pertama dilakukan dengan sikap pasang silat.
b. kemudian kaki kiri ditrik bergeser ke arah kaki kanan.
c.lalu dilanjutkan kearah depan atau titik tengah arah depan.
d. ditarik kembali ke arah kaki kanan kearah semula.
e. dan seterusnya, kaki kanan yang ditarik dengan bergeser ke arah kaki kiri.
f. dan dilanjutkan kaki kanan itu kearah depan bagian titik tengah, lalu ditarik kembali kearah semula.


4.Pola Langkah Huruf U
Contoh kuda-kuda yang diambil,kuda-kuda tengah
1.       Pasang sikap pasang silat
2.       Kaki kiri digeser kearah kaki kanan dan dilanjutkan kearah depan sejajar
3.       Dan dikembalikan kearah semula
4.       Kaki kanan digeserkan kearah kaki kiri dan dilanjutkan kerah depan sejajar,
5.       Dan dilakukan dengan mengeser mundur kearah tempat berdiri semula


5.   5. Pola Langkah Segi Empat
Dengan salah satu kuda-kuda yang dipakai,yaitu kuda-kuda tengah
1.       Dengan sikap pasang silat
2.       Kaki kiri ditarik dengan menggeser kearah kaki kanan
3.       Kemudian kaki kiri itu digeser kearah depan sejajar
4.       Lalu kaki kanan ditarik kearah kaki kiri dan diratik kearah yang lurus,yaitu membentuk kuda -kuda tengah dari arah depan
5.       Selanjutnya kaki kiri di tarik kearah kaki kanan dan di langkahkan kerah depan dengan sejajar, berarti kaki kanan berda dibelakang kaki kiri
6.       Dan kaki kanan ditarik kearah kaki kiri,lalu menggeserkan kearah samping kanan, dengan membentuk kuda-kuda tengah arah depan, dan kembali arah semula


6.   6. Pola Langkah Huruf S
Dengan salah satu kuda-kuda , yaitu kuda-kuda tengah
1.       Kaki kiri ditarik dengan mengeser kearah kaki kanan,lalu dilanjutkan kearah depan dengan sejajar,
2.       Kaki kanan yang berada di belakang kaki kiri menggeserkan kaki kearah kaki kiri,dan lanjut menggeserkan ke samping dengan membentuk kuda-kuda tengah menghadap depan
3.       Dan kemudian kaki kiri ditarik kearah kaki kanan dan dilanjutkan menggeser kearah depan yaitu arah kiri ,
4.       Kaki kanan itu ditarik kearah kaki kiri dan dilangkahkan kekanan sejajar bahu
5.       Dan untuk kembali ketitik awal atau sikap awal(mundur), lakukan seperti langkah maju




Tidak ada komentar:

Posting Komentar