SEJARAH SATRIA MUDA INDONESIA (SMI)
23 Tahun yang lalu telah lahir suatu
gagasan dan ide cemerlang dari para Pendekar Negeri, Pemikir masa depan bangsa
dimana era kini semua bisa dirasakan hasil dari Kegigihan para Tokoh Pendekar
ini. Pada saat itu telah Lahir suatu wadah para Pendekar Pencak Silat yang ber
Nama Perguruan Pencak Silat Satria Muda. Dibangun dari Pilar – pilar yang
kokoh, akar – akar budaya yang menghunjam dalam bumi pertiwi nusantara.
Perguruan ini terlahir dari berbagai
Aliran pencak silat yang belum terjamah oleh Induk Organisasi sehingga
keberadaannya tidak teraspirasi.
Perguruan Pencak Silat Satria Muda
Indonesia merupakan pengembangan dari Perguruan ‘Baringin Sakti ” yang
didirikan pada tahun 1955 oleh 3 orang Pemuda Minagkabau yakni: H.Abu Zahar,
H.Oemar Mahtub dan G.M.S Lebe.
Perguruan ini berkembang pesat
sehingga dengan Gagasan dari Bapak Pembina Utama kita nama Perguruan Baringin
sakti di rubah namanya Menjadi Satria Muda dan kemudian dilengkapi menjadi
Satria Muda Indonesia.
Perguruan Pencak Silat Satria Muda
Indonesia diresmikan berdirinya pada tanggal 19 Juli 1987 di Lembah Pinus
Ciloto, Bogor Jawa Barat. Para tokoh Perintis adalah Generasi muda Murid –
murid Alm.H.Abu Zahar yakni; Bpk.H.Prabowo Subianto, Bpk.Alm.H.Ismet Yuzairi, Bpk,H.RAN
Tanoedjiwa, Bpk.Drs.Edward Lebe, Bpk.Alm.H.Indra Chatib, Bpk.Yan Yulidar,
Bpk.Ir.Lukman RG, Bpk.Ir.Erizal Cal Chaniago, dan Bpk.H.Robinsyah Gaffar.
Dalam masa perkembangannya, PPS SMI
mengalami dinamika pasang surut, peristiwa besar menderanya sebagai ujian yang
harus dilalui. Masih banyak yang tegar menghadapi deraan itu, banyak pula yang
tersapu arus sehingga terpisah ruah. Kini geliat kehidupan Perguruan ini mulai
tumbuh kembali berkat Tangan – tangan Pendekar yang Kokoh Pendirian dan tanpa Pamrih,
pegang teguh komitmen dan janji Perguruan yang di anutnya,sehingga nama Satria
Muda Indonesia menerawang Bumi Nusantara.
Lambang Dan Arti
Arti Lambang :
1.
Gambaran Kaki ke arah delapan penjuru mata angin merupakan lambang
bahwa PPS-SMI dapat dikembangkan ke berbagai wilayah NKRI dan ke seluruah
Dunia.
Empat tendangan diwarnai Merah menunjukkan sifat “Lurus
Benar Sehat Kuat”(Pembinaan Fisik) mengandung pengertian bahwa Pesilat
PPS-SMI harus mempunyai cara bersilat yang Tepat menuju sasaran (mematikan),
Benar gerakannya, dan dilandasi kondisi yang Sehat serta Kuat lahir dan Bathin.
Sedangkan Empat tendangan diwarnai Putih menunjukkan
sifat “Lurus Benar Sabar Lillah” (Pembinaan Mental) mengandung
pengertian bahwa Pesilat PPS-SMI senantiasa harus berjalan dijalan yang Lurus,
setia untuk membela Kebenaran, bersifat Sabar dan Taqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
2.
Dua jenis keris pusaka nenek moyang mengandung arti bahwa ilmu bela
diri yang diajarkan di PPS-SMI ini berasal dari nenk moyang Indonesia dan
berlatar belakang kebudayaan Nasional.
3. Padi
melambangkan kecenderungan Pesilat PPS-SMI senantiasa “Berilmu Padi makin
berisi makin merunduk”
Helai daun padi mengandung falsafah seni Silat : Daun Padi
itu tipis dan gemulai tetapi tajam bagaikan pisau “Bagi seorang Pesilat taktik
menghindar cukup dalam jarak setipis daun padi tersebut”.
4. Bendera
Merah Putih melambangkan bahwa PPS-SMI adalah milik Republik Indonesia, yang
berazaskan Pancasila.
5. Buhul
ikatan padi yang berjumlah 5 (lima) buah dan mengikat erat daun untaian padi
sebagai lambang ikatan batin satu keluarga Indonesia.
6. Tulisan
“Satria Muda Indonesia” mengandung pengertian untuk membentuk manusia yang
berjiwa Satria dan senantiasa Muda dalam semangat perjuangan cita-cita luhur.
Tingkatan Sabuk
Tanda Tingkatan Anggota
Tanda Tingkatan Anggota ditandai dengan warna sabuk yang terdiri dari:
Tingkatan :
Warna
Sabuk :
Pratama Taruna Putih
Polos
Pratama
Madya Putih
Merah strip I
Pratama Utama
Putih Merah strip II
Satria Taruna Merah
Polos
Satria
Madya Merah
Hitam strip I
Satria Utama
Merah Hitam strip II
Pendekar Muda
Pendekar Muda Taruna Hitam
Polos
Pendekar Muda
Madya Hitam
Kuning strip I
Pendekar Muda
Utama Hitam
Kuning strip II
Pendekar
Dewan Guru
Kuning Polos
Anggota Kehormatan
Kuning Polos dgn lambang PPS-SMI
di ujung sabuk
Arti Tingkatan
Arti Tanda Tingkatan
Penerapan sistem tingkatan ini dapat dilihat
pada petunjuk pelaksanaan metode latihan.
a. Pratama Taruna ; warna sabuk Putih
Polos seorang anggota Satria Muda Indonesia yang baru masuk harus dengan jiwa
yang tulus ikhlas san hati yang suci bersih.
b. Pratama Madya dan Pratama Utama ;
warna dasar sabuk putih dengan garis merah diatasnya, penambahan satu garis
merah menunjukkan peningkatan keberanian anggota dengan semakin bertambah masa
latihan.
c. Satria Taruna ; warna sabuk
merah polos, yang menunjukkan sifat utama seorang satria yaitu memiliki
keberanian dan kesetiaan.
d. Satria Madya dan Satria Utama ;
warna dasar sabuk merah dengan garis hitam diatasnya, penambahan satu garis
hitam menunjukkan peningkatan keyakinan anggota tentang ilmu yang
dipelajarinya.
e. Pendekar Muda Taruna ; warna sabuk
hitam polos menunjukkan seorang anggota yang berwatak satria, yakin akan
kemampuan dan keterbatasannya dan setia.
f. Pendekar Muda Madya dan Pendekar Muda
Utama ; warna dasar sabuk hitam dengan garis kuning diatasnya, menunjukkan
seorang anggota yang berwatak satria, yakin, setia dan bijaksana
- Berani berkata tegas (mengeraskan kata)
- Berani berbuat sesuai dengan diucapkan
Janji Satria Muda
Janji Satria Muda Indonesia :
1. Akan mengikuti latihan dengan penuh
disiplin
2. Tidak akan bekhianat
terhadap Perguruan
3. Tidak akan mencelakakan Guru dan Saudara
Seperguruan
4. lmu yang didapat, hanya akan dipergunakan
untuk membela Kebenaran dan Keadilan
5. Ilmu yang didapat, hanya akan diajarkan
kembali kepada yang berhak
VISI dan MISI
VISI
TERWUJUDNYA PERGURUAN PENCAK SILAT YANG SUCCES DALAM MELESTARIKAN PENCAK
SILAT DI ZAMAN ERA GLOBALISASI DAN MENJADI PPERGURUAN PENCAK SILAT YANG UNGGUL
MISI
1. Melestarikan warisan seni beladiri pencak silat the king fighters dan
budaya bangsa yang bernilai luhur
2. Mengembangkan, melestarikan dan memasyarakatkan pencak silat, khususnya
pencak silat MIXED MARTIAL ART
3. Menanamkan rasa cita tanah air dan menghargai terhadap budaya bangsa
sendiri pada generasi muda dalam memperkokoh rasa bangga sehingga menjadi
benteng yang kokoh terhadap masuknya budaya asing
4. Menjadikan pencak silat sebagai kebanggaan nasional serta semakin dikenal
dan bisa go internasional
Moto Satria Muda Indonesia
Motto Satria Muda Indonesia :
“Musuh tidak dicari, Bertemu dihindari”
“Sekali dimulai, Titik mati baru berhenti”
“Bela Diri untuk Bela Bangsa”
Nilai Positif
Nilai positif pencak silat
Beberapa nilai positif yang diperoleh dalam olahraga beladiri pencak silat
adalah:
[2]
- Kesehatan
dan kebugaran;
- Membangkitkan
rasa percaya diri;
- Melatih
ketahanan mental;
- Mengembangkan
kewaspadaan diri yang tinggi;
- Membina
sportifitas dan jiwa ksatria;
- Disiplin
dan keuletan yang lebih tinggi.
Tata Tertib
Tata tertib pencak silat
Sejalan dengan norma dan nilai budaya khususnya di Indonesia, terdapat
beberapa peraturan yang harus diperhatikan dan dilakukan dengan seksama ketika
berlatih pencak silat, di antaranya sebagai berikut.
[6]
- Upacara
pembukaan latihan yang terdiri atas:
- Menyiapkan
barisan;
- Berdoa
dipimpin oleh pelatih;
- Pembacaan
“prasetya pesilat Indonesia”
- Penghormatan
kepada pelatih, dipimpin oleh pemimpin barisan.
- Pemanasan
- Latihan
inti
- Pendinginan
- Upacara
penutupan latihan diakhiri dengan penghormatan dan berjabat tangan.
TENTANG
Pencak silat atau
silat adalah suatu
seni
bela diri tradisional yang berasal dari
Indonesia.
Seni bela diri ini secara luas dikenal di
Indonesia,
Malaysia,
Brunei, dan
Singapura,
Filipina
selatan, dan
Thailand
selatan sesuai dengan penyebaran suku bangsa Melayu Nusantara. Berkat peranan
para pelatih asal Indonesia, kini
Vietnam juga telah memiliki pesilat-pesilat yang tangguh.
Induk organisasi pencak silat di Indonesia adalah
Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI).
Organisasi yang mewadahi federasi-federasi pencak silat di berbagai negara
adalah
Persekutuan
Pencak Silat Antara Bangsa (Persilat), yang dibentuk oleh Indonesia,
Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam.
Pencak silat adalah olahraga bela diri yang memerlukan banyak konsentrasi.
[1]Ada
pengaruh budaya Cina, agama
Hindu,
Budha, dan
Islam dalam pencak silat.
[1]
Biasanya setiap daerah di Indonesia mempunyai aliran pencak silat yang khas.
Misalnya, daerah
Jawa Barat terkenal dengan aliran Cimande dan Cikalong,
di Jawa Tengah ada aliran
Merpati Putih dan di Jawa Timur ada aliran
Perisai
Diri.
[1]
Setiap empat tahun di Indonesia ada pertandingan pencak silat tingkat nasional
dalam
Pekan Olahraga Nasional. Pencak silat juga
dipertandingkan dalam
SEA Games sejak tahun 1987. Di luar Indonesia juga ada
banyak penggemar pencak silat seperti di Australia, Belanda, Jerman, dan
Amerika.
[1]
Pembagian Kelas
Pembagian kelas :
Menurut umurnya, peserta dibagi 3 golongan :
- Golongan remaja berumur di atas 14 s/d 17 tahun
- Golongan teruna berumur di atas 17 s/d 21 tahun
- Golongan dewasa berumur di atas 21 s/d 35 tahun
Menurut berat badan, pesilat dibagi dalam kelas-kelas :
Golongan Remaja :
Kelas A, 33 – 39 kg
Kelas B, di atas 36 – 39 kg
Kelas C, di atas 39 – 42 kg
Kelas D, di atas 42 – 45 kg
Kelas E, di atas 45 – 48 kg
Kelas F, di atas 48 – 51 kg
Kelas G, di atas 51 – 54 kg
Kelas H, di atas 54 – 57 kg
Kelas I, di atas 57 – 60 kg
Golongan Teruna :
Kelas A, 40 – 45 kg
Kelas B, di atas 45 – 50 kg
Kelas C, di atas 50 – 55 kg
Kelas D, di atas 55 – 60 kg
Kelas E, di atas 60 – 65 kg
Kelas F, di atas 65 – 70 kg
Kelas G, di atas 70 – 75 kg
Kelas H, di atas 75 – 80 kg
Dengan seterusnya selisih 5 kg
Kelas bebas, berat di atas 65 kg.
Tendangan Belakang
3. Tendangan belakang / “B”
Tendangan belakang merupakan tendangan ke arah belakang atau dengan
membelakangi musuh, tendangan ini jarang digunakan karena pelaksanaanya cukup
sulit yaitu membelakangi lawan atau dengan tak melihat lawan sehingga
perkenaanya tak isa maksimal.
Pukulan
1. Pukulan depan atau “jep”
Cara mengepal yang benar, lipatlah buku-buku jari tangan anda kemudian
kancinglah dengan ibu jari anda. Pergelangan tangan harus lurus, tidak boleh
bengkok.
2. Pukulan swing.
yakni pukulan yang lintasannya dari bawah ke atas dengan kepalan terbalik atau
menghadap ke atas, sasaran adalah ulu hati atau tubuh bagian depan. Pukulan ini
cocok untuk pertarungan jarak dekat.
Sapuan
5. Sapuan rebah depan.
Sapuan Rebah Depan, yakni serangan menyapu kaki dengan sasaran betis bawah.
Tujuanya adalah menjatuhkan lawan dengan memperkecil bidang tumpu lawan.
6. Sapuan rebah belakang.
7. Sapuan tegak.
Sapuan Tegak, yakni serangan menyapu kaki dengan kenaannya telapak kaki ke arah
bawah
mata kaki, lintasannya dari luar ke dalam bertujuan menjatuhkan lawan.
Jatuhan
1. Jatuhan langsung yaitu menghilangkan tumpuan badan lawan dengan cara:
sapuan rebah, sapuan berdiri, sirkel bawah dan guntingan.
Penggunaan prinsip keseimbangan dalam olahraga pencak silat khususnya pada
teknik jatuhan sangat penting, karena jatuhan langsung dilakukan dengan cara
menghilangkan tumpuan lawan sesuai dengan prinsip keseimbangan yang berbunyi
keseimbangan tergantung besar kecilnya bidang tumpu artinya makin kecil bidang
tumpu derajat keseimbangannya akan semakin labil.
2. Jatuhan tak langsung yaitu jatuhan dari proses tangkapan yang dilanjutkan
dengan ungkitan, kaitan, dorongan, tarikan, dan sapuan atas.
Tangkapan merupakan suatu usaha pembelaan dengan cara menangkap lengan atau
tungkai lawan untuk melakukan serangan jatuhan. Prinsip tangkapan juga
menggunakan ilmu biomekanika tendangan atau pukulan yang bergerak sangat cepat
harus ditangkap tanpa melukai atau menciderai tangan ini sama saja dengan
gerakan meredam impact. Gerakan menangkap ini adalah seperti gerakan yang
memanipulasi objek (kaki, tangan), gaya yang berupa impact ini besarnya ada
yang sedang-sedang saja, ada yang cukup besar, bahkan ada yang sangat besar untuk
ditahan. Oleh karena itu untuk impact yang besar perlu gaya tersebut dikurangi
dengan jalan meredam, menghisap atau memecahkannya dengan cara telapak tangan
lemas saat akan menangkap untuk mengurangi benturan serta mengikuti arah gerak
kaki sehingga pada proses bantingan akan lebih ringan karena memanfaatkan
tenaga lawan. Selain itu proses bantingan dalam pencak silat sebagian besar
menggunakan prinsip keseimbangan yaitu:
1. Keseimbangan tergantung besar kecilnya bidang tumpu artinya makin kecil
bidang tumpu derajat keseimbanganya makin rendah atau stabil. Dalam pencak
silat prinsip keseimbangan ini diterapkan pada proses jatuhan dengan tangkapan,
bidang tumpu lawan diperkecil dengan menangkap kaki lawan.
Tendangan Samping
4. Tendangan samping / “T”
Tendangan T adalah sebutan lain untuk macam tendangan dengan nama gerakan
tendangan ke arah Samping. Dalam bahasa Karate tendangan ini disebut sebagai
Yoko-geri. Terdapat berbagai macam variasi tendangan samping ini. Semua varian
diatas, khususnya untuk permainan atas, awalan boleh berbeda tetapi bentuk
akhirnya sama yaitu seperti huruf T.
Pada dasarnya tendangan samping memakai tumit sebagai alat serang atau
menggunakan sisi luar telapak kaki atau ada yang menyebut sebagai pisau kaki.
Tendangan Samping mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan.
Beberapa kelebihan antara lain :
1. Jangkauan lebih panjang
2. Jarak kepala dengan lawan lebih jauh, maka lebih aman
3. Eksplorasi tenaga bisa maksimum
Untuk kelemahannya antara lain :
1. Sulit digunakan untuk pertarungan jarak pendek.
2. Lebih mudah dijatuhkan baik dengan permainan bawah maupun dengan tangkapan.
Semakin rebah sikap badan semakin mudah dijatuhkan dengan tangkapan.
3. Kurang menghadap lawan sehingga bisa kehilangan pandangan.
Tendangan Lurus
1. Tendanagan lurus / tendangan “A” / tendangan depan.
Pelaksanaan tendangan ini adalah dengan cara mengangkat lutut terlebih dahulu
ke arah depan kemudian meluruskan bagian tungkai kaki. Tendangan jenis ini
sangat cocok digunakan untuk pertarungan jarak jauh, dan bagi pesilat yang
memiliki tungkai yang panjang sangat evektif digunakan karena jangkauannya
pasti lebih panjang pula. Kelemahan dari tendangan ini adalah jika gerak
balikan tidak cepat maka sangat mudah tendangan tersebut untuk ditangkap.
Tendangan Sabit
2. Tendangan sabit / busur.
Seperti namanya tendangan busur adalah tendangan berbentuk busur dengan
menggunakan punggung kaki. Pelaksanaan tendangan ini adalah sama dengan prinsip
tendangan depan namun lintasanya berbentuk busur dengan tumpuan satu kaki dan perkenaan
pada punggung kaki.
Analisis:
Dalam ilmu biomekanika tendangan ini berhubungan dengan Kecepatan Linier dan
Kecepatan Rotasi. Perhatikan gambar dibawah ini. Kertas yang digambar yang satu
jari-jarinya ada kotak putih (1) dan kotak hitam (2).Kalau kertas tersebut
diputar pada titik tengahnya (porosnya), kedua kotak itu berputar.Kalau kotak
putih berputar 2 kali, maka kotak hitam pun berputar 2 kali. Ini berarti
kecepatan rotasi (ω) nya sama besar. Apakah kecepatan linier (V) nya juga sama
besar? Jari-jari dari kotak (2) lebih besar dari (1), ini berarti pada waktu
yang sama atau putaran yang sama, jarak yang ditempuh (2) lebih besar daripada
(1). Jadi kecepatan rotasi yang sama, kecepatan liniernya tidak sama. V dari
(2) lebih besar (1).
Jadi hubungan antara V dan ω adalah : V = ω x r atau .
Sehingga dapat disimpulkan bahwa : ω = V/r
Pada suatu gerak rotasi, titik materi yang mengikuti gerak tersebut, kecepatan
liniernya berbanding lurus dengan jari-jarinya,
- Kalau r makin besar, V nya makin besar juga, dan
- Kalau r makin kecil, V nya makin kecil juga.
Seperti halnya pada gerakan menendang sabit atau busur pada pencak silat, kalau
perkenaan tendangan lebih mendekati ujung jari, maka kekuatan tendangan lebih
besar dari pada kalau perkenaan lebih dekat ke pangkal paha.
Pola Gerakan
Pola langkah
1. pola lurus
dimulai dari salah satu kuda-kuda (kuda-kuda tengah dimulai dengan kaki kiri
melangkahcara melangkah geseran denagn pola langkah lurus.mulai bergerak kaki
kiri lurus berhenti dititik 1, kaki kanan melewati titik 1, berhenti dititik 2,
geser kaki mkiri melewati titik 2, dan seterusnya.
2. pola ziq zaq
salah satu kuda-kuda diambil contohnya kuda-kuda tengah. pertama kaki kiri
melangkah kedepan dengan bergeser kaki kiri yang didepannya itu agak kekirinya
juga. dan kemudian kaki belakang ditarik denagn arah ziq zaq ke kaki kiri
denagn kaki kanan yang dibekalang menginjit dan kaki kanan itu dilangkah kan
kekanan dengan bergeser, dan seterusnya diulangi.
3. pola segitiga
diambil dari kuda-kuda tengah, contoh :
a. posisi pertama dilakukan dengan sikap pasang silat.
b. kemudian kaki kiri ditrik bergeser ke arah kaki kanan.
c.lalu dilanjutkan kearah depan atau titik tengah arah depan.
d. ditarik kembali ke arah kaki kanan kearah semula.
e. dan seterusnya, kaki kanan yang ditarik dengan bergeser ke arah kaki
kiri.
f. dan dilanjutkan kaki kanan itu kearah depan bagian titik tengah, lalu
ditarik kembali kearah semula.
4.Pola Langkah Huruf U
Contoh kuda-kuda yang diambil,kuda-kuda tengah
1. Pasang sikap pasang silat
2. Kaki kiri digeser kearah kaki kanan
dan dilanjutkan kearah depan sejajar
3. Dan dikembalikan kearah semula
4. Kaki kanan digeserkan kearah kaki
kiri dan dilanjutkan kerah depan sejajar,
5. Dan dilakukan dengan mengeser mundur
kearah tempat berdiri semula
5. 5. Pola Langkah Segi Empat
Dengan salah satu kuda-kuda yang dipakai,yaitu kuda-kuda tengah
1. Dengan sikap pasang silat
2. Kaki kiri ditarik dengan menggeser
kearah kaki kanan
3. Kemudian kaki kiri itu digeser kearah
depan sejajar
4. Lalu kaki kanan ditarik kearah kaki
kiri dan diratik kearah yang lurus,yaitu membentuk kuda -kuda tengah dari arah
depan
5. Selanjutnya kaki kiri di tarik kearah
kaki kanan dan di langkahkan kerah depan dengan sejajar, berarti kaki kanan
berda dibelakang kaki kiri
6. Dan kaki kanan ditarik kearah kaki
kiri,lalu menggeserkan kearah samping kanan, dengan membentuk kuda-kuda tengah
arah depan, dan kembali arah semula
6. 6. Pola Langkah Huruf S
Dengan salah satu kuda-kuda , yaitu kuda-kuda tengah
1. Kaki kiri ditarik dengan mengeser
kearah kaki kanan,lalu dilanjutkan kearah depan dengan sejajar,
2. Kaki kanan yang berada di belakang
kaki kiri menggeserkan kaki kearah kaki kiri,dan lanjut menggeserkan ke samping
dengan membentuk kuda-kuda tengah menghadap depan
3. Dan kemudian kaki kiri ditarik kearah
kaki kanan dan dilanjutkan menggeser kearah depan yaitu arah kiri ,
4. Kaki kanan itu ditarik kearah kaki kiri
dan dilangkahkan kekanan sejajar bahu
5. Dan untuk kembali ketitik awal atau
sikap awal(mundur), lakukan seperti langkah maju